JUARA 3 PAPERMABK2 2022 - Charles Sinambela (Brawijaya Muda - Universitas Brawijaya)

 


Beberapa waktu yang lalu PAMADIKSI melalui Departemen Infokom melaksanakan kegiatan PAPERMABK2 (Pengenalan Paguyuban dan Pekan Prestasi Mahasiswa Bidikmisi KIP-K) yang salah satu rangkaianya yaitu Lomba Esai Nasional yang dimana terdiri dari babak penyisihan dan babak final dan akhirnya setelah melakukan presentasi secara online dihadapan juri, maka akhirnya diputuskanlah para pemenangnya. Untuk ini Juara 3 diraih oleh Charles Sinambela (Brawijaya Muda - Universitas Brawijaya)  untuk hasil karyanya bisa dibaca dibawah ini. 


ESSAI PENDIDIKAN 

GOLDEN PARENTING: RANCANG BANGUN APLIKASI  EDUKASI TUMBUH KEMBANG ANAK BERBASIS FAMILY  APPROACH SEBAGAI STRATEGI OPTIMALISASI GOLDEN  AGE ANAK GUNA MEWUJUDKAN PROGRAM INDONESIA  EMAS 2045 


BAB I. Pendahuluan 

Anak merupakan salah satu aset terbesar bangsa yang dapat mendukung pembangunan nasional. Upaya peningkatan kualitas SDM yang dilakukan sejak dini dinilai menguntungkan dalam pembangunan nasional (Briawan dan Herawati, 2008). Pembentukan SDM yang berkualitas tidak dapat tercapai jika pertumbuhan dan perkembangan anak terhambat, sehingga dapat dikatakan jika kesehatan anak menjadi hal penting yang harus diperhatikan. Kesehatan seorang anak sangat bergantung pada keluarga, di mana keluarga merupakan tempat pertama dan utama yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak. Dilansir dari RSIYPDHI.com (2016), dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak ada tiga kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, yaitu ASUH, ASIH, dan ASAH. Ketiga kebutuhan dasar tersebut jika dapat terpenuhi dengan baik dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal, sehingga dapat mendukung terwujudnya SDGs poin ke-3 dalam upaya mewujudkan kesehatan dan kesejahteraan yang baik serta SDGs poin ke-4 mengenai pemberian edukasi yang berkualitas, khususnya bagi orang tua. 

Kebutuhan ASUH yang harus diberikan orang tua kepada anak adalah berupa penyediaan sandang, pangan, papan, serta kesehatan yang memadai. Selain itu, kebutuhan ASIH dapat diberikan oleh orang tua berupa kasih sayang kepada anak, mengingat kontak fisik dan mata sangat dibutuhkan oleh anak sebagai bentuk perhatian. Sedangkan, ASAH dapat berupa pemberian stimulasi yang tepat dan sesuai dengan usia anak. Stimulasi yang baik dapat berupa latihan atau bermain yang mampu merangsang semua sistem indera anak. Dalam upaya memenuhi ketiga kebutuhan dasar tersebut tentunya orang tua memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang memadai agar dapat memberikan pola parenting yang baik kepada anaknya. Namun, sayangnya tidak semua orang tua memiliki pengetahuan serta keterampilan tentang parenting yang baik. Hasil penelitian Dwi Bella, Alam Fajar dan Misnaniarti (2020), menyatakan bahwa sebanyak 19% orang tua memiliki kebiasaan pemberian makan kurang baik, 17% orang tua memiliki kebiasaan  pengasuhan kurang baik, 73% orang tua memiliki kebiasaan kebersihan kurang  baik, dan hanya 16% orang tua yang memberikan pelayanan kesehatan yang baik  dalam mengoptimalkan golden age bagi anaknya. 

Pengetahuan dan keterampilan dalam parenting sangat dipengaruhi oleh pendidikan orang tua. Orang tua dengan pendidikan yang rendah cenderung memiliki pengetahuan serta keterampilan parenting yang kurang. Sesuai dengan data Kementerian Kesehatan RI tentang Laporan Riset Kesehatan Dasar (RIKESDAS) tahun 2018, orang tua yang tidak pernah sekolah atau tidak tamat Sekolah Dasar memiliki persentase berat anak (usia 0-59 bulan) di bawah 2,5 kg sebesar 7,2%. Hal ini berbeda cukup signifikan jika dibandingkan dengan orang tua yang memiliki pendidikan lebih tinggi, di mana orang tua yang tamat Perguruan Tinggi memiliki persentase berat anak (usia 0-59 bulan) di bawah 2,5 kg hanya 4,9%. Permasalahan tersebut tentunya berdampak pada tingginya masalah kesehatan pada anak di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tentang Pemantauan Status Gizi tahun 2017, ada 17 provinsi yang masih memiliki masalah gizi buruk tertinggi di atas rata-rata nasional (14%). Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dharmayanti et al., (2018), bahwa masalah kesehatan pada anak akan semakin tinggi seiring dengan rendahnya tingkat ekonomi keluarga. 

Gambar 1. Kasus gizi buruk di Indonesia masih tergolong tinggi Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa pemberian edukasi dalam parenting kepada orang tua, khususnya bagi orang tua yang tidak sekolah dengan status ekonomi menengah ke bawah sangat penting dilakukan. Walaupun menurut survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Internet Indonesia (APJII) tahun 2017 menunjukkan bahwa status ekonomi sosial menengah ke bawah mendominasi lebih dari tiga perempat dari total pengguna internet di Indonesia,  tetapi biasanya orang tua mengakses informasi dari berbagai sumber yang kurang  credible, sehingga dikhawatirkan informasi yang diperoleh tidak tepat. Sesuai 

dengan pernyataan dr. Meta Hanindita, SpA, yang dilansir dari Cendananews.com  (2019), orang tua cenderung mencari informasi kesehatan anaknya dari internet  dan bukan dari dokter. Namun, konsultasi secara langsung dengan dokter spesialis  sebagai salah satu akses layanan informasi kesehatan dinilai kurang efektif  dilakukan karena adanya keterbatasan jarak dan waktu pada beberapa orang tua  (Prawiroharjo et al., 2019). 

Terlebih lagi pada masa sebelumnya yakni di era pandemi Covid-19  dimana jumlah penderita Covid-19 di Indonesia pada bulan April 2021 mencapai  1.566.965 orang dengan pertambahan kasus sekitar 4.127 orang setiap harinya  (Satuan Tugas Penanganan COVID-19, 2021). Tingginya penderita Covid-19 

tersebut menyebabkan pemerintahmenerapkan kebijakan physical distancing yang  membatasi aktivitas masyarakat. Namun, penerapan kebijakan physical distancing  dapat menyebabkan pelemahan pada berbagai sektor, antara lain sektor pendidikan, sektor ekonomi, ketenagakerjaan, serta konsultasi kesehatan oleh  masyarakat (Munasinghe et al., 2020). Di era pandemi Covid-19, pelayanan 

kesehatan lebih memprioritaskan pada penanganan pasien Covid-19, sehingga  akses pelayanan konsultasi terkait potensi tumbuh kembang anak dalam upaya  pengoptimalan golden age anak mengalami hambatan. 

Oleh karena itu, pada masa pasca pandemi saat ini diperlukan suatu inovasi mutakhir dalam memberikan edukasi kepada para orang tua agar dapat mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak di era pasca pandemi Covid-19 dengan praktis dan terjangkau namun tetap mengutamakan mutu layanan kesehatan sehingga terjadi pemerataan pelayanan kesehatan melalui  pengoptimalan teknologi dan informasi berupa hal apa saja yang diperlukan dalam  

mendukung masa emas di awal kehidupan anak guna mempersiapkan sumber  daya berkualitas dalam rangka mewujudkan program Indonesia Emas 2045.  

BAB II. Pembahasan 

Aplikasi Golden Parenting merupakan aplikasi parenting bagi orang tua dalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Aplikasi ini berisi edukasi dalam mengasuh anak bagi orang tua yang terintegrasi smart phone dengan akses  layanan kesehatan dan informasi kesehatan anak yang memadai sehingga dapat  memberikan referensi terpercaya bagi orang tua dalam mengoptimalkan  pertumbuhan dan perkembangan anak di masa pasca pandemi Covid 19. Dengan 

begitu orang tua dapat lebih paham terkait parenting yang sesuai dengan usia  serta kebutuhan anak. Aplikasi Golden Parenting dalam penerapannya berbasis familypproach dengan konsep penta helix yang terintegrasi dengan kelima pihak yang turut mendukung aplikasi ini, dengan 5 unsur yang saling bersinergi dalam  mendukung inovasi ini, yang meliputi pemerintah, masyarakat, akademisi,  pengusaha, dan juga media, di mana setiap unsur memiliki peranan masing masing. Pemerintah memiliki political power untuk membuat kebijakan dan mengambil keputusan terkait bidang kesehatan di Indonesia. Masyarakat,  khususnya orang tua memiliki social power yang berperan penting dalam memberikan parenting yang sesuai bagi anaknya. Akademisi memiliki knowledge power yang mampu berkontribusi dalam menghadirkan berbagai inovasi yang solutif. Pengusaha berperan dalam investasi dana yang mampu mendukung terwujudnya inovasi dibantu dengan hadirnya media sebagai salah satu platform yang mampu mempromosikan inovasi. Aplikasi ini memiliki beberapa fitur unggulan yang mampu memberikan rekomendasi dalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak, yang ditinjau dari ketersediaan gizi serta pengoptimalan golden age pada anak melalui pemenuhan ketiga aspek parenting, yaitu ASUH, ASIH,  dan ASAH (Lampiran.2). Adapun fitur dari aplikasi Golden Parenting yakni 3C 3S (children analysis, children's intelligence, children's information, smart consulting,smart nutrition, dan smart pregnancy. Setiap fitur memiliki keterkaitan dengan fitur lainnya dalam upaya pengoptimalan tumbuh kembang anak melalui partisipasi aktifdari orang tua. (Lampiran.3)

Gambar 2. Logo Aplikasi Golden Parenting 


Aplikasi Golden Parenting juga memiliki keunggulan dibandingkan  dengan aplikasi kesehatan lainnya yang ditunjang dari berbagai aspek. Berikut  merupakankeunggulan aplikasi Golden Parenting  

Tabel 1. Keunggulan Aplikasi

No. 

Indikator 

Keterangan

1. 

Fitur Unggulan 

Aplikasi edukasi parenting yang memiliki berbagai fitur bagi orang tua, di mana aplikasi ini dapat digunakan saat ibu hamil hingga pasca melahirkan. Dalam aplikasi ini tersedia fitur yang mampu memberikan informasi-informasi penting terkait kehamilan, analisis kesehatan anak, hingga cara merawat anak dengan stimulasi yang sesuai usia anak. Selain itu, orang tua dapat sharing pengalaman mereka dalam merawat anak, di mana hal ini dapat dilihat oleh sesama pengguna aplikasi. Adanya fitur konsultasi kesehatan membuat orang tua dapat dengan mudah memperoleh informasi secara langsung dari dokter 

spesialis dengan mudah.

2. 

Segi Utility 

Mampu menjadi jawaban bagi orang tua dalam pemberian layanan kesehatan, khususnya dalam edukasi parenting yang bermutu, aman, dan terjangkau sesuai UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 5 ayat 1 dan 2.

3. 

Segi Kesehatan 

Mampu meningkatkan kesadaran orang tua serta memberikan akses layanan kesehatan yang praktis sehingga dapat mendukung gerakan pembentukan SDM berkualitas.

4. 

Segi Ekonomi 

Edukasi parenting yang dilakukan melalui aplikasi ini sangat menguntungkan dari segi ekonomi. Hal ini karena orang tua dapat menghemat berbagai biaya, seperti transportasi, biaya konsultasi dokter, dan sebagainya melalui fitur-fitur unggulan yang telah ada.



Dalam pengimplementasian aplikasi ini, diperlukan beberapa pihak yang mendukung guna terciptanya aplikasi Golden Parenting. Adapun pihak yang diperlukan dalam mendukung aplikasi ini, yakni: 

1. Kementerian Kesehatan 

Kementerian Kesehatan mempunyai andil dalam penetapan kebijakan sistem informasi nasional di bidang kesehatan. Selain itu juga Kementerian Kesehatan dapat mengumpulkan para Dokter Spesialis seluruh Indonesia untuk berkontribusi dalam pengembangan Golden Parenting. Kementerian Kesehatan diharapkan untuk melakukan penyuluhan inovasi ini hingga ke pelosok Indonesia sebagai solusi memberantas gizi buruk di usia golden  age anak.  

2. Masyarakat 

Partisipasi dari masyarakat baik itu dari anak-anak hingga orang tua sangat dibutuhkan dalam mendukung Golden Parenting. Masyarakat berperan  aktif sebagai pihak konsumen agar Golden Parenting bisa terimplementasi  dengan baik. Diharapkan para orang tua mampu menggunakan Golden  Parenting dengan optimal sehingga dapat memenuhi 3 kebutuhan dasar  anak yakni ASAH, ASIH, dan ASUH. 

3. Mahasiswa 

Mahasiswa merupakan kaum akademis yang menjadi penghubung antara rakyat dan pemerintah dalam memperbaiki kondisi bangsa. Mereka bisa menggunakan Golden Parenting sebagai media pengabdian masyarakat  demimewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi poin ketiga. 

4. Perusahaan Swasta 

Perusahaan swasta dapat menyalurkan dukungannya kepada Golden  Parenting melalui dana Corporate Social Resposibility (CSR) yang merupakan tanggung jawab Perusahaan kepada lingkunga sekitar. CSR sangat bermanfaat untuk mengoptimalkan Golden Parenting serta dapat membangunhubungan erat antara perusahaan dan masyarakat. 

5. Media 

Media akan membantu dalam menyebarluaskan atau mempromosikan Golden Parenting ke publik serta mengelola sistem informasi dan komunikasi Golden Parenting agar berjalan dengan baik.

Melalui aplikasi, Golden Parenting orang tua dapat mengoptimalkan  tumbuh kembang anak melalui informasi yang tersedia dalam aplikasi ini. Orang  tua dapatmemantau pertumbuhan anak sesuai dengan tingkatan usia yang dimiliki, sehingga dapat diperoleh referensi asupan gizi yang baik untuk memaksimalkan nutrisi padaanak. Selain itu, aplikasi ini juga memberikan referensi kegiatan yang dapat dilakukan oleh orang tua dan anak untuk mengembangkan kemampuan motoric dari anak. Aplikasi Golden Parenting juga terintegrasi dengan berbagai  pihak melalui family approach dengan konsep penta helix, sehingga dalam pengguna dapat terhubung dengan pihak-pihak pendukung, seperti Kementerian Kesehatan atau tenaga medis ketika berkonsultasi mengenai pertumbuhan dan  perkembangan anak. 

BAB III. Kesimpulan dan Saran 

Dapat disimpulkan bahwa aplikasi Golden Parenting merupakan aplikasi parenting bagi orang tua dalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak melalui pemenuhan tiga aspek parenting, yaitu ASUH, ASIH, dan ASAH. Aplikasi ini memiliki fitur 3C-3S (children analysis, children's intelligence, children's information, smart consulting, smart nutrition, dan smart pregnancy). Aplikasi Golden Parenting juga memiliki beberapa keunggulan yang ditinjau dari fitur aplikasi, segi utility, segi kesehatan, dan segi ekonomi, serta dalam penerapannya membutuhkan dukungan dari pihak terkait yakni pemerintah, masyarakat,akademisi, pengusaha, dan juga media. Diharapkan aplikasi ini dapat menjadi win- win solution dalam memberikan edukasi kepada para orang tua dalam mengasuh dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak sehingga mampu menciptakan generasi muda yang sehat yang mampu mewujudkan SDGs 2030 poin ke-3, yakni kesehatan yang merata dan poin ke-4 mengenai pemberian pendidikan berkualitas, khususnya bagi orang tua terkait pola parenting yang tepat. 

Saran pengembangan pada aplikasi ini yakni perlu dilakukan pengujian alfa dan beta terkait penggunaan serta kelayakan dari aplikasi Golden Parenting.  Selain itu, diperlukan partisipasi aktif dari pemerintah dalam mendukung aplikasi  ini, sehingga dapat menjadi upaya pemerataan akses kesahatan pada anak di  tengah pasca pandemi Covid-19.


0 Komentar